Kampanye Pencapaian Kerja Pemerintah Pake Influencer?
Kadang yang paling efektif itu biar hasil yang ngomong sendiri. Dampak positif biasanya bakal nyebar alami dari mulut ke mulut, tanpa perlu effort kampanye yang gede-gedean. Publikasi paling tulus tuh datang dari pengalaman orang yang bener-bener ngerasain, karena yang autentik biasanya lebih tahan lama, yang berbayar sementara
SOSIAL POLITIKBRAND, MARKETING & BISNIS
10/18/20243 min read


Pemberitaan Tempo dan beberapa media lain menyebutkan pemerintah membayar media / KOL / Buzzer / Content creator untuk kampanye keberhasilan program pemerintah. Atau yang sudah sering berjalan, KOL diundang ke sebuah kampanye program pemerintah atau peresmian suatu proyek (IKN misalnya)


Spesifik KOL / Influencer sendiri memang banyak survey yang menyebutkan bahwa dampak Influencer sangatlah signifikan Menurut beberapa data:
94% Keputusan Konsumen Dipengaruhi Influencer
https://era.id/sains/157616/studi-94-keputusan-konsumen-dipengaruhi-influencer
88% of consumers make purchases based on influencer recommendations
https://www.marketeers.com/88-konsumen-ri-beli-produk-dari-rekomendasi-influencer/
63% responden mengikuti influencer untuk mempelajari hal baru dan mendapatkan saran
https://marketing.co.id/pengaruh-influencer-terhadap-perilaku-dan-keputusan-pembelian-konsumen/
dan terbukti memang influencer marketing bukan hanya dampaknya besar tapi juga memempunyai kecepatan penyampaian informasi yang tinggi, karena medianya di digital. Hanya tentu saja ada investasi rupiah yang tidak sedikit (rate influencer sekarang mahal2).
Mempromosikan atau menyebarkan informasi yang cukup penting menggunakan KOL / influencer, tentu merupakan hal yang umum dan lumrah jika informasi itu memang sangat penting dan memang membutuhkan skala yang besar dan timeline yang singkat. Dan dengan sepenuhnya bertujuan untuk awareness terhadap program / informasi tersebut, bukan untuk tujuan yang lain seperti mengalihkan fokus dari informasi yang sebenenarnya lebih penting ke hal yang lain.


Banyak kok contoh nya campaign pemerintah yang memang sudah tepat seharusnya menggunakan influencer, misal kampanye sosialisasi vaksin yang menggunakan Raffi Ahmad samapi Ariel Noah. Kampanye #BanggaBuatanIndonesia sebagai upaya untuk mendukung UMKM lokal menggunakan Maudy Ayundya hingga Ayu Ting Ting.
Dengan karakter mayoritas masyarakat indo yang mudah terpengaruh influencer panutannya, memang influencer campaign menjadi strategi yang tepat untuk dilakukan.
Nah untuk kampanye publikasi pencapaian pemerintah menurut saya tidak tepat jika menggunakan influencer. Tahu lah alasannya kenapa, ya kan ya kan? Saya hanya menghighlight salah satu alasannya yang berhubungan dengan teknik marketing. Seharusnya kampanye keberhasilan itu cukup menggunakan press release, media internal dan Word of mouth marketing
Tentu tidak akan menghasilkan dampak dalam sekala yang besar dan kecepatan yang tinggi seperti influencer marketing. Tapi yang pasti, word of mouth marketing seharusnya hampir tidak perlu melakukan investasi sepeserpun, karena ketika orang menceritakan opini terhadap suatu pencapaian secara sukarela ke orang lain, tentu itu hasil dari pengalaman yang genuine dan autentik. Dan karena ada value experience dan otentik tersebut, tentu akan lebih tertanam di benak publik dan bertahan lebih lama.
Misal kalau pembangunan infrastruktur yang masif memang berdampak signifikan, dengan effort pemberitaan yang minim, harusnya sudah cukup untuk memicu word of mouth. Selama - lama nya dampak infrastruktur ngga akan lebih lama daripada 2 periode jabatan kok, setahun 2 tahun juga pasti berasa. Ini sebagai counter terhadap yang bilang kalo dampak dari pembangunan infrastruktur dirasakan nanti bukan saat pembangunan selesai. Dan kalaupun ada banyak yang kontra, sekali lagi kalau memang dampaknya signifikan, pasti banyak juga yang mencounter.
contoh:
Program Jaklinko. Tanpa perlu pemberitaan yang masif, dampak real yang dirasakan oleh masyarakat jakarta cukup signifikan sehingga tidak sedikit komentar positif terhadap program tersebut
Program BPJS. Meski banyak ketidaksempurnaan, cibiran kualitas layanan yang tidak sama dan perlu perbaikan sana sini, program tersebut terbukti banyak membantu masyarakat terutama kelas bawah, sehingga tidak sedikit kita mendengar cerita banyak pasien terbantu dengan layanan tersebut
Jadi kesimpulannya, word of mouth merupakan teknik yang paling ideal untuk mengkampanyekan keberhasilan program atau biarkanlah dampak positif yang melakukan publikasi organik terhadap program - program tersebut.
Bukan karena dampak positif nya yang minim kan ya makanya pemerintah sampai memilih jalan ninja influencer & paid media untuk kampanye keberhasilan program, pasti bukan lah....
ya ngga?
Mari Menikmati Belajar dan Bermain
aprintoyuwono@gmail.com